Hari Ke : 2
Taggal : 18 Juni 2014
Materi :
A. Penerapan
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Mengamati
a.
Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
b.
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
d.
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
e.
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
f.
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan
alat-alat tulis lainnya.
Alat yang
mendukung dalam pengamatan yaitu :
(1) tape recorder, untuk merekam pembicaraan;
(2) kamera, untuk merekam
objek atau kegiatan secara visual;
(3) film atau video, untuk
merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan
(4) alat-alat lain sesuai
dengan keperluan.
Secara lebih luas, alat
atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar
cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan
alat mekanikal (mechanical device).
Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek,
atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat
untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotal berupa catatan yang dibuat
oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang
ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.
2. Menanya
Mengajukan
pertanyaan dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”,
melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan
tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang
efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!
a. Fungsi bertanya
1)
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik
pembelajaran.
2)
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3)
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.
4)
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi pembelajaran yang diberikan.
5)
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6)
Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan
menarik simpulan.
7)
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi
sosial dalam hidup berkelompok.
8)
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
9)
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
b. Kriteria pertanyaan yang baik
1)
Singkat dan jelas
2)
Menginspirasi jawaban
3)
Memiliki fokus
4)
Bersifat probing atau divergen
5)
Bersifat validatif atau penguatan
6)
Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
7)
Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
8)
Merangsang proses interaksi
c. Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi.
Pertanyaan dengan tingkatan kognitif rendah
mempunyai subtingkatan :
1.
Pengetahuan
(Knowledge) : Apa, Siapa, Kapan, Dimana, Sebutkan, Jodohkan persamaan kata,
golongkan, berilah nama, dan lain sebagainya.
2.
Pemahaman
(Komprehension) : Terangkanlah, bedakanlah, terjemahkanlah, simpulkan,
bandingkan, ubahlah dan berikanlah interpretasi.
3.
Penerapan
(aplication) : Gunakanlah, Tunjukkanlah, buatlah, demonstrasikanlah, carilah
hubungan, tulislah contoh, siapkanlah dan klasifikasikanlah.
Pertanyaan dengan tingkatan kognitif tinggi
mempunyai subtingkatan :
1.
Analisis
(analysis) : Analisislah, Kemukakan bukti-bukti, mengapa, identifikasikan, tunjukkanlah
sebabnya, berilah alasan-alasan
2.
Sintesis
(synthesis) : Remalkanlah, Bentuk, Ciptakanlah, susunlah, rancanglah, tulislah,
bagaimana kita dapat memecahkan, apa yang terjadi seandainya, Bagaimana kita
dapat memperbaiki, dan kembangkan.
3.
Evaluasi (evaluation)
: Berilah pendapat, alternatif mana yang lebih baik, setujukah anda, kritiklah,
berilah alasan, nilailah, bandingkanlah, dan bedakanlah.
3. Mengumpulkan informasi/Eksperimen (Mencoba)
Mengumpulkan
informasi/eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain melakukan
eksperimen;membaca sumber lain selain buku teks; mengamati objek/kejadian/aktivitas;
dan wawancara dengan narasumber.Kompetensi yang dikembangkan dalam proses
mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasi/Mengolah informasi/Menalar
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi/mengolah
informasi adalah sebagai berikut.
a.
mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.
b.
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan.
Kompetensi
yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan
belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan
mengkomunikasikan adalah mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.
B. Perancangan Penilaian Autentik Pada
Pembelajaran Tematik Terpadu
a.
Penilaian
Sikap
Kompetensi sikap dibedakan menjadi dua macam yaitu sikap spiritual dan
sikap sosial
Sikap
Spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan
bertakwa, dan sikap sosial yang
terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari
menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang
Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran
dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Pada jenjang SD, kompetensi sikap
spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Teknik dan Bentuk Instrumen
a.
Teknik
Observasi
Bentuk instrumen yang digunakan untuk
observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan Rentang skala
hasil pengamatan antara lain berupa :
1)
Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
2)
Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
Pedoman observasi dilengkapi juga
dengan rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam
penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara
memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih
efektif dan terarah hendaknya :
1)
Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan
sebelumnya. Perencanaan mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari
suatu proses.
2)
Menggunakan pedoman observasi berupa daftar
cek atau skala penilaian.
3)
Pencatatan dilakukan selekas mungkin.
4)
Kesimpulan dibuat setelah program observasi
selesai dilaksanakan.
Untuk menjaga otentivitas dari teknik penilaian ini maka, observasi
hendaknya dilakukan di sepanjang proses kegiatan (mengacu pada pemahaman bahwa
KI1 dan KI 2 dititipkan pada kegiatan yang didesain untuk mencapai KI 3 dan KI
4), oleh karena itu proses observasi sikap ini tidak bisa dilakukan secara
terpisah namun harus terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa
dalam mencapai KI 3 dan KI 4.
b.
Penilaian
Diri
Penilaian diri merupakan teknik
penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik.
c.
Penilaian
Antar Peserta Didik
Penilaian antarpeserta didik merupakan
teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat
menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya.
d.
Jurnal
Jurnal
merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
1)
Catatan atas pengamatan
guru harus objektif
2)
Pengamatan dilaksanakan
secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/ peristiwa yang
berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3)
Pencatatan segera
dilakukan (jangan ditunda-tunda)
Pedoman umum penskoran jurnal:
1)
Penskoran pada jurnal dapat dilakukan dengan
menggunakan skala likert. Sebagai contoh skala 1 sampai dengan 4.
2)
Guru
menentukan aspek-aspek yang akan diamati.
3)
Pada
masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati.
4)
Setiap aspek
yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi skor 1,
sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.
5)
Jumlahkan skor
pada masing-masing aspek.
6)
Skor yang
diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan
7)
Nilai Sangat
Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara
menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian
b.
Penilaian
Pengetahuan
Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara
berikut:
a.
Tes tulis
Tes
tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian,
Benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b.
Tes Lisan
Tes
lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral)
sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan
keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang
diucapkan.
c.
Penugasan
Penugasan
adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah
baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
c.
Penilaian
Keterampilan
1. Unjuk kerja atau Praktik
Unjuk
kerja atau praktik adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan
suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan.
Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain
peran, menari.
2.
Projek
Penilaian
Projek merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Projek
juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada
pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan
kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan informasi.
3.
Portofolio
Penilaian
dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya
peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan
selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik
untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang
tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara
menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar