Wahyu D.P dari Blog Pribadi yang Lupa Akunnya (http://blogonblog-blogonblog.blogspot.com/)
Assalamu'alaikum wr.wb.
Kebijakan pemerintah untuk menghasilkan Kepala Sekolah yang
mumpuni, digdaya dalam hal kepemimpinan tidak diragukan lagi, dibuktikan dengan
ketatnya syarat prasyarat yang harus dipenuhi pada proses rekrutmen. Tidak
perlu kita bicarakan proses rekrutmen Kepala Sekolah sebelum tahun ini, karena "itu
duluuu..."dah jadul dan gak jaman lagi. Kita bicarakan
yang sekarang aja, yang up to date, lebih gress...afdol
dan lebih bermutu. Dari syarat pengajuan untuk menjadi calon Kepala Sekolah,
mungkin sama atau hampir sama dengan yang dulu, hanya saja sekarang harus lebih
komplit lagi,mulai dari surat lamaran, sampai lampiran-lampirannya mulai NUPTK
sampai makalah, dan persyaratan lain yang seabreg dan kadang membikin stress.
Yang jelas, calon kepala sekolah sekarang harus Diklat dulu
dan mengantongi sertifikat yang membuktikan bahwa dirinya layak menjadi seorang
Kepala Sekolah. Dalam diklat itu si calon ditempa dan digembleng
mati-matian untuk menjadi manusia terbaik, paling tidak di sekolah tempatnya
bertugas nanti. Menguasai segala ilmu kepemimpinan, mempunyai sifat-sifat
pemimpin yang patut untuk diteladani dan bukan...maaf "ditelanjangi"
baik oleh atasannya,bawahannya maupun masyarakat. Menjadi pemimpin yang mampu
membidik kesempatan untuk melakukan inovasi, meningkatkan kreatifitas,
menyelenggarakan "pemerintahan" yang transparan, efektif dan
efisien, dapat menjadi orang tua asuh bagi bawahannya, pemerhati yang kritis,
tegas, tanggap,bijaksana, cepat dan tepat demi kemajuan sekolah yang
dipimpinnya. Mereka digembleng bukan untuk menjadi pemimpin terbawah yang
pemikirannya berada di tingkat bawah dan mungkin...maaf "hampir
jongkok". Pemimpin yang asal sendhika dhawuh,inggih, yes..boss,
asal bapak senang, suka-suka bapak dan maaf, menjadi "alas kaki
atasannya" sehingga mengakibatkan "kematian" pada
pemikirannya.
Kepala Sekolah era globalisasi harus "melek"
IT, karena menterinya sekarang "gaul", canggih, dan ngerti
teknologi. Bukan apa-apa sih....cuma ngingetin aja,di era teknologi canggih
sekarang ini, kalau pemimpin gak melek teknologi bakalan mudah dibohongi
bawahannya. Kenapa begitu?ingat petuah mbah-mbah kita bahwa wong bodho
bakal dadi pangane wong pinter, wong pinter bakal dadi pangane wong ngerti.
Ngerti dalam bahasa jawa pengertiannya sangat dalam. Ngerti bukan
hanya tahu, tapi ngerti itu adalah paham. Paham apa yang ia pikirkan, paham apa
yang ia ucapkan, paham apa yang ia laksanakan dan paham segala aspek serta efek
yang melingkupi apa yang ia pikirkan, ucapkan dan laksanakan. Jadi, pemimpin
saat ini haruslah mampu 4 M yaitu mempengaruhi,
menggerakkan, mengembangkan
dan memberdayakan dirinya sendiri dan
yang dipimpinnya.
Mempengaruhi,seorang Kepala Sekolah harus mampu menunjukkan dirinya bahwa
ia paham benar dengan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, mampu
memberi pengertian dan meyakinkan bawahannya dengan ide-ide kreatif, inovatif,
realistis yang dapat menantang mereka untuk membuktikan kemampuan dirinya
berkaitan dengan apa, mengapa dan bagaimana melaksanakan tugas-tugasnya demi
hasil yang maksimal. Membangkitkan jiwa kebersamaan dalam kesepahaman untuk
mencapai tujuan bersama melalui tindakan-tindakan nyata dengan mengikutsertakan
mereka dalam perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Menunjukkan
sikap sebagai orang tua yang mampu membimbing, mengarahkan, dan menjadi
penengah yang baik serta siap "dipersalahkan" atau pelindung.
Menggerakkan,mempunyai kemampuan manajerial yang baik, mampu berfikir
strategis, mampu menganalisa masalah dengan cepat untuk mengambil keputusan
pada kondisi-kondisi situasional, memberikan motivasi yang tinggi sehingga
dapat membangkitkan semangat, kemauan dan pengertian yang dalam pada bawahannya
untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan rencana dan tujuan bersama yang telah
ditetapkan. Bersikap objektif dalam menghadapi bermacam masalah, objektif dalam
penilaian sifat, karakter maupun kinerja bawahan. Memberikan bimbingan melalui
tindakan-tindakan nyata yang dapat dibaca bawahannya tanpa harus memberi tahu, seperti
halnya bagaimana menjalin komunikasi yang baik antara pimpinan (dirinya) dengan
atasan, pimpinan (dirinya) dengan bawahan, membagi perhatian dengan penuh
keadilan kepada seluruh staff, membagi tugas sesuai dengan minat, bakat dan
kompetensi yang dimiliki staff, menumbuhkan rasa aman dan nyaman melaksanakan
pekerjaan dan memberikan inspirasi dengan pandangan-pandangan perspektif.
Mengembangkan,Kepala Sekolah hendaknya mampu
menciptakan iklim kerja yang kondusif dan penuh kebersamaan dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada staf/bawahan untuk menyampaikan ide/gagasan,
kritik, saran, memfasilitasi dan memberikan ruang kepada staff untuk
mengembangkan kompetensinya dengan melanjutkan studi atau mengikuti
kegiatan-kegiatan pengembangan profesi, memfasilitasi dan memberikan kesempatan
kepada staff untuk mengembangkan karirnya. Secara berkala melaksanakan
supervisi, bimbingan, pembinaan dan penilaian kinerja secara objektif, menjalin
kerjasama yang baik dengan berbagai pihak terkait, menyusun anggaran yang
sesuai dengan kebutuhan pengemembangan profesi staff/bawahan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Tidak kalah penting dari uraian di atas adalah bahwa
Kepala Sekolah harus berani melakukan inovasi di segala bidang yang bertujuan
untuk melakukan perubahan-perubahan positif yang merujuk pada
pembaharuan-pembaharuan berbasis keunggulan.
Memberdayakan,melakukan inventarisasi dan analisis
terhadap sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun sarana prasarana
dikaitkan dengan pemanfaatan dan pengembangan. Pemanfaatan sumber daya manusia
di sesuaikan dengan kebutuhan untuk efisiensi. Mengikut sertakan staff/bawahan
dalam acara-acara pengembangan kompetensi seperti diklat,seminar, workshop, dan
lain sebagainya sesuai dengan minat dan bakatnya akan menambah pengetahuan dan
pengalaman yang nantinya dapat menambah gairah mereka untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan hasil yang optimal. Staff/bawahan bukanlah orang yang
mempunyai tugas untuk menurut dan patuh terhadap keinginan pimpinan, maka
memberi kesempatan kepada staff/bawahan untuk mengemukakan pendapat, ikut
menyelesaikan masalah dalam konteks musyawarah akan menambah kepercayaan dan
loyalitasnya kepada pimpinan. Memberikan kepercayaan yang tinggi kepada staf
untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan kreatifitasnya asal tidak
melanggar aturan yang berlaku akan lebih baik dibandingkan melalui penekanan
dengan sebuah keharusan agar sesuai pendapat dan keinginan pimpinan. Memberikan
saran, pandangan-pandangan, dan kebebasan dalam pemanfaatan sarana prasarana
yang ada dalam rangkan penyelesaian pekerjaan, membuat staff tidak selalu
bergantung kepada sarana prasarana yang harus baru. Untuk mengatasi kurangnya
sarana prasarana, sebagai pimpinan harus mampu membuat inovasi
terobosan-terobosan pengadaan.Kepala sekolah yang selalu konsisten dengan
aturan dan kesepakatan bersama dalam sebuah tim akan membawa staff/bawahan
menjadi orang-orang yang mempunyai loyalitas yang tinggi pula, baik kepada
pimpinan,aturan,maupunpekerjaannya.
Kepala Sekolah/pemimpin dengan empat kemampuan di ataslah yang akan membawa kemajuan bagi instansi/sekolah yang dipimpinnya. Kekurangan dalam penguasaan kemampuan di atas akan mengakibatkan ketimpangan dalam kepemimpinan. Dan sekarang, tinggal anda, calon kepala sekolah, ingin menjadi kepala sekolah professional atau Kepala Sekolah yang hanya menjadi “alas kaki”atasan.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Kepala Sekolah/pemimpin dengan empat kemampuan di ataslah yang akan membawa kemajuan bagi instansi/sekolah yang dipimpinnya. Kekurangan dalam penguasaan kemampuan di atas akan mengakibatkan ketimpangan dalam kepemimpinan. Dan sekarang, tinggal anda, calon kepala sekolah, ingin menjadi kepala sekolah professional atau Kepala Sekolah yang hanya menjadi “alas kaki”atasan.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar