Sudah bukan rahasia lagi bahwa di
dunia pelajar telah terjadi pergaulan yang kebablasan (naudzubillahi min
dzalik). Banyaknya video mesum dengan artis pelajar masih berseragam
yang bisa di download secara bebas dan gratis. Keadaan itu membuktikan
bahwa memang free sex itu ada.
Anak usia SMP dan SMA tidak peduli pakai jilbab atau pun tidak,
tergoyahkan oleh indahnya pergaulan yang mereka ikuti. era globalisasi,
dimana hampir seluruh pos-pos informasi dapat diakses dengan cepat dan
tanpa biaya membuat mereka terlena oleh gambar-gambar atau film-film "indah" yang merupakan content dewasa.
Pacaran...aku cinta kau...kau cinta aku seolah-olah ikatan resmi
yang dapat dijadikan alasan untuk menyerahkan segalanya. Paras cantik,
ganteng, body aduhai, seolah-olah halal untuk dijamah dan dinikmati dan
seolah-olah akan dimiliki selamanya. Pendidikan sex yang sering
didengung-dengungkan seakan-akan malah menjadikan keinginan merekan
menjadi tambah tinggi untuk tahu lebih banyak dan tentu membuktikan.
Tambah pinter untuk mencegah kehamilan, tambah seneng melakukannya,
bahkan ketagihan. Ada ap ini? Apakah ini konsekwensi logis dari sebuah
kemajuan? Apakah ini merupakan bentuk jahiliyah baru? ah..sulit sekali
untuk dibawa ke alam nalar yang benar.
Banyak
sekali teori-teori para ahli, baik ahli pendidikan, sosiolog, sexsolog,
ataupun ahli dakwah untuk mengatasi hal tersebut. Tapi apa? nggak ngefek sama sekali...!! masih
saja bermunculan video-video baru dengan artis pendatang baru, bahkan
bukan hanya di kalangan pelajar saja, tetapi hampir semua golongan
ikut-ikutan berlomba menjadi artis terbaik. Pokoknya, sekarang bukan
hanya pelajar yang "berhak" mesum, tapi bisa saja dari kalangan mahasiswa sampai birokrat. Itu hak azasi kami...!! itu yang seakan-akan ingin mereka katakan. "itu dokumen pribadi kami, bukan kami yang menyebarkan, kalaupun sampai tersebar luas, itu bukan salah kami donk..?"hebat bukan? Lalu apa? salah siapa?
Kalangan birokrat pun tidak mau kalah, dengan menyewa ahli telematika
mengadakan jumpa pers yang sekaligus sebagai ajang promosi atas profesi
dan film barunya menyangkal mati-matian bahwa "itu bukan salahku..!!". "Hp, netbook, laptop, ipad kami dicuri, dan mungkin merekalah yang menyebarkan" lalu hukum bicara, "iya, nggak pa-pa, nggak masalah, tapi tetap sidang" organisasi massa, masyarakat, "plonga-plongo"
kok cuma segitu, kok hanya seperti itu, terusannya mana? dan akhirnya
tertutup peristiwa sangat besar, Nyungsepnya Sukhoi di perut Gunung
Salak. Siapa yang salah?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar